Sejarah mencatat bahwa selama tiga tahun terakhir dua oknum polsek monta tersandung pelanggaran etika yang berujung pada proses pidana dan dicopot dari jabatannya. Hal ini membuktikan bahwa Polsek Monta berpeluang untuk ikut dalamm permainan tersebut yang tetnunya hal ini akan berpulang pada masing-masing mental person yang ada.
Dari potret tersebut IPTU Windy Tjahyadi Kapolsek Monta yang baru saja menerima sprin tanggal 11 januari menyikapi bahwa hal itu akan bisa terjadi jika penegakan disiplin di tingkat personil tidak ditegakkan dengan tegas. Meurutnya bahwa jika peluang-peluang itu muncul maka yang harus dilakukan adalah penerapan sangsi untuk efek jera. “Jika ada oknum Polsek yang terbukti melakukan bekingan, dan sejenisnya dalam persolan ilegalloging, kami akan memberikan sangsi sesuai dengan hukum dan etika kepolisian,” tegasnya.
Yang jelas bagi pria ramah yang mengawali kariernya pada tahun 2010 di Polres Kabupaten Bima sebagai kasat Narkoba ini tidak ingin nama besar Polsek Monta tercoreng dengan adanya oknum yang ‘nakal’ seperti yang pernah terjadi. “Yang jelas dalam persoalan ini tidak lepas dari dukungan semua pihak, untuk itu koordinasi unsur muspica sangat diperlukan untuk meminimalisir terjadinya praktek ilegalloging yang ada di Monta khususnya UPT Kehutanan memiliki peranan yang sangat besar dalam persoalan ini,” ujarnya di Polsek Monta usai acara tatap muka ketua Bhayangkari Kabupaten Bima senin kemarin.
Di tempat yang sama Danramil Monta Kaptn.Kav. Sukahar yang sengaja hadir dalam acara tatap muka tersebut berpendapat sama bahwa untuk lebih mempersempit ruang gerak praktek yang dilarang tersebut dirinya akan berssama-sama mendukung jajaran muspica. “Selain itu jika ada anggota kami juga yang terlibat maka sangsi yang sama akan diterima yang sudah barang tentu akan berpengaruh pada kariernya,” imbuhnya. [Leo]
Posting Komentar