KM-Tantonga
hal ini barhasil mendapatkan tanggapan pihak kepolisan bahkan
Kapolres Bima langsung turun ke lokasi menemui para demonstran untuk melakukan
dialog. Dari serangkaian dialogh tersebut diperoleh keterangan bahwa para warga
ini terutama pihak keluarga korban menuntut agar pelaku penganiayaan yang
diduga dilakukan oleh warga desa Sakuru Monta segera diringkus.
Awal kejadiannya adalah pada malam menjelang idul Fitri
kemarin one (nama panggilan) adalah pemuda 18 tahun warga desa Tangga yang
bermukim di desa Sie mengendarai sepedah motor dari arah tente sepulang dari
keperluannya menjemput kiriman keluarga di Jakarta.
Di tengah jalan tepatnya diujung selatan desa sakuru
ditemukan terkapar dengan luka di sekujur tubuh dan wajahnya. Yang oleh
keluarga korban meyakini bahwa luka parah 80 persen wajahnya itu bukan karena
kecelakan melainkan dianiaya. Namun dugaan sementara pihak penyidik masih
dianggap keselakaan tunggal.
Namun sehari setelah kejadian itu sejumlah saksi menjelaskan
bahwa one adalah korban penganiayaan dan diperoleh keterangan ada dua nama yang
disebutkan sebagai pelaku. Keluarga korban pun mengajukan keterangan ini pada
pihak penyidik namun terkesan tidak ditanggapi serius sehingga dua hari pasca
kejadian tersebut keluarga korban melakukan pemblokiran tersebut, dan
menghasilkan kesepakatan bahwa pihak kepolisan akan segera menindaklanjuti
kasus ini hingga tuntas.
Ruslan kakak korban menegaskan bahwa jika pihak kepolisan tidak
juga segera melakukan penangkapan terhadap dua tersangka yang telah diajukan
tersebut maka seluruh warga akan diarahkan untuk melumpuhkan jalan raya hingga
berhari-hari.
Kondisi terakhir korban masih belum dapat berkomunikasi
karena luka yang dideritanya.[leo]
Posting Komentar