Kendati demikian, dalam sejarah
perkembangannya pemasaran bumbu penyedap ini tidak sedikit orang yang menjadi
suskes. Salah satunya Muhammad Firdaus, S.Pd.S.Pd.I pemuda desa Parado Rato telah meraih dua gelar
kesarjanaanya karena menjual mbohi dungga ini.
Pemuda lajang ini telah lama bergelut
dengan mbohi dungga sekaligus mengikuti jejak pelopornya Abdillah, S.Pd sejak
tergabung dalam lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pantai Wane
desa Parado Rato http://pkbm-pantaiwaneparado.blogspot.com
. Yang pada oreantasinya Firdaus menjadi ujung tombak penggerak motifasi warga
belajar yang menjadi binaan. Oleh Abdillah melalui lembaga tersebut Firdaus berperan
penting dalam membangkitkan minat belajar dan berusaha bagi ratusan warga
belajar buta aksara di kecamatan parado.
Dari lembaga inilah dalam bimbingan
Abdillah, firdaus yang lahir di desa Parado Rato 12 juli 1987 ini membaur
dengan warga untuk memberantas buta huruf dan kemiskinan.
Dengan melalui berbagai rintangan sedikit
demi sedikit alumni IKIP PGRI Jember ini membangun ekonominya bersama warga
dalam berbagai usaha rumahan termasuk di dalamnya adalah produksi penyedap
tradisional yang diPATENkan dengan nama Mbohi Dungga.
Anak sulung dari dua bersaudara ini menikmati
aktivitasnya yang selanjutnya dijadikan sebagai sumber keuangan penopang
ekonomi keluarganya termasuk membiayai pendidikannya sendiri sehingga
mendapatkan dua gelar kesarjanaannya.
Berangkat dari kemasan sederhana dan
pangsa pasar yang masih sempit dilakoninya setiap hari dan berkat tekat dan usaha
kerasnya Melalui lembaga tersebut Firdaus mulai mendapat jalan untuk memperluas
jaringan pasarnya yang tentunya ini dengan melalui fase yang cukup panjang dan
pendekatan pada pemerintah daerah.
Sekarang pemuda ini telah membaktikan
diri sepenuhnya pada pengutan ekonomi masyarakat parado mempelopori berdirinya
berbagai bentuk home industry pada bermacam sumber daya alam yang ada.
Posting Komentar