Sejarah Perkembangan Mbohi Dungga

Selasa, 22 Juli 20140 komentar


Sejarah awal terciptanya bahan makanan tradisional   berupa sambal jeruk atau Mbohi Dungga ini adalah hasil coba-coba tanpa diketahui oleh masyarakat fungsi dan  manfaatnya dari Pembuatan Mbohi dungga yang menjadi bahan dasarnya Jeruk,Cabe dan Garam ini, yang pada mulanya menjadi makanan rutin warga Parado disetiap mereka menikmati santapan/menu tanpa ada lauk hanya bermodalkan Jeruk Cabe dan Garam saja dan buktinya sambal tradisional ini mampu menambah selera makan para warga m asyarakat sekitar apalagi di tambah dengan ikan maupun lauk pauk lainnya. Karena kelebihan sambal ini bisa dipasangkan dengan laup jenis apapun dan dalam bentuk olahan bagaimanapun.


Berawal dari sebuah tradisi, kebutuhan serta kegiatan secara tradisonal yang di lakukan oleh masyarakat Parado secara global yang terkait dengan membuat dan Mengkonsumsi Mbohi dungga ini  hanya sifatnya lokalan saja, tanpa diketahui seberapa besar nilai jual dan  manfaat dari  Mbohi dungga itu sendiri oleh  masyarakat parado.

Pengaruh Terhadapa Ekonomi Warga Masyarakat dan Pendidikan 

Menyambung apa yang menjadi Kebutuhan dan Perkembangan serta tingkat pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dengan adanya Mbohi dungga ini diketahuilah oleh masyarakat luas bahwasanya mbohi dungga sangatlah menggoda selera untuk dikonsumsi, dengan banyaknya peminat yang berada di luar Warga Parado, katakanlah dari Kecamatan-kecamatan lain sehingga warga masyarakat mulai menjual Mbohi dungga tersebut dengan menggunakan Botol Bekas dengan berbagai Macam Bentuk, botol ini hasil dari sisa minuman AQUA tangguh dan besar yang pada akhirnya dijadikanlah Oleh warga Masyarakat sebagai wadah untuk menjadi botol yang menampung Mbohi dungga tersebut, dengan harga yang kombinasi tergantung dari kemasan botol yang digunakan.

Oleh sebagian warga masyarakat hasil dari penjualan Mbohi dungga ini menjadi slah satu pendapatan dan mampu meringankan biaya sekolah, hal ini di lakukan dengan penuh keuntungan dengan bermodalkan tiga bahan dasar yang sangatlah lama masa bertahan hingga puluhan tahun tidak akan pernah busuk, adapaun bahan dasar mbohi dungga seperti tersebut diatas adalah Jeruk, cabe dan Garam.

Sebuah hal baru akan dapat tercipta apabila pelakon perubahan dapat membuat satu langkah pasti dalam memberikan sebuah bentuk baru,warna baru serta cara berpikir yang berbeda bagaimana cara pemanfaatan dan pengelolalaan barang yang bisa dikatan berstandar Internasional yakni,dilihat dari nilai ketahahannya dalam peyimpanan yang artinya tidak cepat membusuk,dan ini dapat menjamin nilai daya jual yang menjajikan.

Melihat Peluang ini seorang Guru yang mempunyai segenap Ketulusan dengan Membawa misi segudang harapan untuk bisa membuat masyarakat Parado pada Khususnya menjadi sejahtera dalam pemanfaatan sumber daya Alam yang ada di lingkup Kecamatan Parado, terutama sekali mbohi dungga itu sendiri. Dengan peluang nilai jual yang menjanjikan terinspirasi dalam pikirannya untuk bisa membuat atau mengadakan kemasan yang lebih indah serta terhindar dari bahaya Infeksi virus karna pada umumnya masyarakat hanya menjual mbohi dungga dengan kemasan sisah botol air mineral, melihat hal ini sangatlah tidah cocok ketika barang yang diharapkan untuk menembus pasaran luas jika kemasanya tidak aman untuk kesehatan dan tidak menarik apalah artinya sebuah nilai ketahanan baranag Mbohi dungga kalo tanpa didukung oleh kemasan yang membuat para konsumen meyakini akan nilai kesehatan, kebersihan serta terhindar dari bahaya lainnya, dengan kemampuan serta kecerdasan seorang Bapak sebut saja Bapak ABDILAH Muhammad Saleh,S.Pd, mulai mebuat kerjasama dengan Dinas PERINDAG Kabupaten Bima untuk bisa mendapatkan kemasan baru yang didatangkan secara langsung dari Surabaya, dengan adanya kemasan yang diberi label ini dapat menarik perhatian pelanggan secara spontan untuk bisa mendapatkan mbohi dungga yang terjamin nilai kesehatan dan lainnya. Pesanan semakin banyak dengan kemasan mbohi dungga yang begitu berbeda dan Konsumen laksana Terhimpnotis dengan keindahan tanpilan Kemasan Mbohi dungga seperti yang tertera dalam gambar

Kendala 

Dalam mengembangkan usaha mbohi dungga ini tentu ada banyak kendala, yakni masyarakat sangatlah sadar bahwa menjual mbohi dungga ini sangatlah menjajikan hasilya namun di sisi lain tidak ada masyarakat yang mau membudidayakan mbohi dungga ini karna keterbatasan bahan dasar berupa Jeruk, sementara kebutuhan pasar semakin mendesak, tidak ada kesadaran dalam diri warga untuk bisa menanan  serta mengembangkan pohon jeruk yang ada di lingkup kecamatan parado. Hal inilah yang dapat menjadi kendala utama  dalam pengadaan mbohi dungga tersebut. bersambung
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Tantonga Parewa - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger