Musim Hujan Tiba, Petani Woha Belum Bergeming

Selasa, 06 Januari 20150 komentar

KM Tantonga, - Tahun ini musim hujan terbilang telat karena seharusnya para petani pada bulan ini telah menebar benih bahkan ada yang sudah melakukan penanaman.Untuk wilayah Monta boleh dikatakan masih ketercukupan air, namun di beberapa wilayah misalnya di kecamatan woha, tujuh puluh persen lahannya terlihat gersang.
Jika saja intensitas hujan masih kurang maka lahan-lahan tersebut dapat dipastikan tidak produktif lagi sebab musim tanam akan terlewatkan dan akan masuk pada kondisi panen yang cuacanya tidak menguntungkan. Karena lahan tersebut akan menjadi lahan tadah hujan dan hanya menjanjikan hasil yang lebih baik dengan tanaman bawang merah namun hal ini juga bukan perkara gampan sebab jika kondisi penebaran benih tidak tepat waktu bias-bisa gulung tikar, ujar gunawan salah satu petani asal kecamatan Woha yang ditemui di persawahan tolo tenga ahad kemarin.
Bahkan dari telatnya musim hujan tahun ini, para petani belum juga menunjukkan persiapanya, misalnya pembersihan lahan atau pemagaran, terkesan kejemuan yang mengarah pada keputus asaan dari para pemilik lahan. Gersang dan sepi seperti padang pasir yang luas dan tidak memberikan kehidupan.
Berbanding terbalik dengan kondisi hamparan sawah yang menghijau di watasan desa-desa di kecamatan Monta yang memberikan sejuta kesejukan dan kehidupan bagi mata yang memandangnya.Hal ini tidak mengherankan karena pasokan air yang masih melimpah berkat Dam Pela Parado.
Meskipun seharusnya Dam itu dibangun untuk tiga kecamatan namun ketersediaan subsidi air yang dapat ditampung Dam Pela Parado mulai berkurang karena sumber mata air mulai langka maka yang tertampung hanya mampu mengairi hingga desa baralau saja, itu kira-kira pengamatan saya, ungkap Syirajuddin salah satu warga desa Tangga.
Sejauh ini baik pemerintah maupun warga belum juga memiliki kesadaran penuh untuk menjaga hutan agar tetap lestari, padahal keberadaan hutan sebagai penyanggah sangatlah penting bagi kelangsungan hidup kita terlebih bagi para petani, ujarnya.
Terlepas itu semua, saat ini praktek penjarahan hutan makin tidak terbendung terlebih di kawasan hutan lindung sekitar dam pela parado yang notabenenya harus menjadi perhatian penuh pemerintah daerah selaku penanggungjawab.
Arus keluarnya kayu glondongan setiap hari melalui kawasan Dam seolah menjadi tontonan mengerikan bagi orang-orang yang benar-benar mencintai lingkungan namun bagi para penguasa yang hanya mementingkan jabatan hal itu seolah dianggap tidak ada.yang pada akhirnya warga seperti petani kecamatan Woha yang merasakan kemalangan karena hingga hari ini masih belum mampu menormalisasikan kondisi lahannya yang gersang.[Leo]
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Tantonga Parewa - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger