Tak Layak Konsumsi Beras Miskin Dikeluhkan Warga

Kamis, 05 Maret 20150 komentar

KM. Tantonga, - Perhatian pemerintah terhadap rakyatnya sudah cukup optimal dimana masyarakat miskin yang ada di negeri ini menjadi perhatian prioritas Negara melalui program-programnya mulai dari subsidi minyak hingga subsidi beras, mulai dari pelayanan pendidikan gratis sampai kepada pelayanan kesehatan gratis.

Hanya saja program pemerintah untuk menjamin kesejahteraan masyarakatnya ini telah menjadi lahan subur bagi oknum pejabat untuk meraup keuntungan pribadi dan kelompok.

Beras murah atau subsidi beras atau popular dikenal dengan Raskin yang penyalurannya dilakukan oleh Bulog kerap menjadi keluhan, khususnya di kabupaten Bima potret ini hanya selesai dibalik meja saja tanpa ada perubahan pasalnya banyak pihak yang mengendus persoalan ini tapi pil pahit tetap ditelan masyarakat miskin.

Tetap saja beras raskin memiliki cita rasa tersendiri di tengah masyarakat, baik aroma, rasa maupun daya tahannya yang berbeda dengan beras layak konsumsi pada umumnya. Di tingkat kuantitas, dalam satu karung ukuran 15,05 kg yang didrop mitra Bulog namun sampai di Titik Distribusi (TD) dan Rumah Tangga Sasaran (RTS) berkisar 13 s/d 14 kg.  Kenyataan ini kontras dengan semboyan Bulog ‘Pasti Tepat Kualitas & kuantitas’.

Sejumlah kepala desa yang dikonfirmasi mengaku mendapat klaim dari warganya, dan seolah ini hanya menjadi persoalan klasik. “Tahun 2014 saya pernah mengadukan kasus yang sama, tapi tetap saja tidak ada perubahan,” ungkap kades Tolotangga kecamatan Monta di kantor dinas pertanian rabu (04/3).

Bahkan di tempat terpisah Amin Bakar kades Tangga yang dikonfirmasi di kantornya mengaku  pernah menyimpan 2 karung di ruangannya untuk dijadikan barang bukti klaim. “Saya langsung telpon pihak bulog untuk datang ambil kembali beras tersebut karena rata-rata timbangannya kurang,” ujarnya.

“Untuk tahun 2015 nanti dijamin tidak ada keluhan lagi, demikian keterangan yang saya peroleh saat itu, tapi kenyataannya tahun ini teman-teman wartawan justru memaparkan temuan yang seperti itu,” ketusnya.

Kenyataan lainnya di salah satu mitra bulog, beras yang dikirim berkualitas standard dan baik hal ini juga dituturkan M. Ra’is salah satu staf desa. “Jika beras itu yang didrop, saya yakin tidak ada keluhan. Tapi kami tidak mengerti kenapa beras itu justru tidak sampai ke desa kita,” usulnya.

Sementara Fatimah (50), warga desa Tangga yang dikonfirmasi mengaku bahwa beras raskin baru nyaman dikonsumsi harus dicampur dengan beras yang di beli di penggilingan. “Karena jika tidak, rasanya pasti berbeda dan jika di simpan tidak sampai satu hari pasti sudah basi,” terangnya. Dijelaskannya juga bahwa beras yang diterima tidak di timbang.

Sementara kepala Bulog devisi regional (Divre) II Bima R. Guna Dharma Nugrahawan melalui press rillisnya kamis (05/03) mengatakan,Sesuai pedum raskin pengantaran raskin ke titik distribusi oleh perum bulog bima dilakukan dengan mengecek terlebih dahulu beras yg akan disalurkan dan di titik distribusi beras tersebut di serahkan kepada pelaksana distribusi tingkat desa dimana kepala desa atau petugas desa mngecek dulu berasnya. Apabila ada keluhan masalah kualitas dan kuantitas maka bulog bima siap mengganti beras tersebut.

Sebelum raskin disalurkan bulog bima bersama tim raskin kota/kab bima juga terlebih dahulu mengecek kualitas beras yg akan disalurkan dan dituangkan dalam berita acara pemeriksaan kaulitas dan kuantitas. Kami sudah melakukan tindakan sesuai prosedur dan jika terdapat 1 atau 2 karung yang dibawah standar kami siap menukarnya karena yang disalurkan bulog perhari bisa mencapai puluhan ribu karung. (Leo/TIM)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Tantonga Parewa - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger