Tantonga-Bima
Sejak didirikan tahun 2010 lalu SMPN 2 Parado atau SMPN satu atap (Satap-red) cukup menjawab kendala yang dialami warga Parado khususnya desa Lere kecamatan parado yang selama sekian tahun berdirinya desa pemekaran ini kerap dihadapkan dengan kenyataan bahwa warga usia sekolah tidak dapat melanjutkan sekolah ketingkat SLTP karena jarak tempuh yang cukup jauh.
Saat ini SMP Satap yang berdiri diatas lahan seluas 75 are itu telah memiliki 46 orang siswa yang terdiri dari 13 orang kls 3, 17 orang siswa kls 2 dan klas 1 sebanyak 16 orang. Dengan tenaga pengajar 22 orang sukarela ditambah dua orang guru negeri yang diperbantukan dari SMP induk SMPN 1 Parado, untuk tenaga administrasi 2 orang juga suka rela dari desa setempat. Dengan sistim penganggarannya masih gabung dengan sekolah induk, hanya pelaporannya yang terpisah.
Menurut Taufik, S.Pd kepala SMPN 1 Parado yang juga penanggungjawab KBM SMPN Satap tersebut bahwa untuk tenaga guru dan administrasi sudah cukup, namun menurutnya bahwa untuk saat ini sekolah itu masih sangat kekurangan ruang belajar. “Karena ruang yang ada hanya satu ruang kelas dan satu kantor maka untuk memenuhi rombongan belajar kami terpaksa membagi dua masing-masing ruangan tersebut sehinggga proses KBM dilakukan pagi hari,” ujarnya.
Untuk itu, pria muda yang juga menjabat sebagai ketua PGRI kecamatan parado ini berharap kepada pemerintah agar menuntaskan program Satap tersebut dengan mendukung penambahan lokal yakni perpustakaan, laboratorium dan Ruang Kelas Baru (RKB) sebagai syarat lengkapnya SLTP yang memiliki tiga jenjang pendidikan. “Minimal untuk tahun depan kami sangat berharap pada pemerintah untuk menganggarkan penambahan 2 RKB agar semua kebutuhan kelas terpenuhi,” harapnya.
“Kendati untuk syarat sebuah SLTP harus memiliki laboratorium dan perpustakaan namun untuk sementara ini hal itu tidak terlalu penting mengingat kebutuhan RKB yang sangat mendesak,” tuturnya saat ditemui di ruang kerjanya pekan lalu.[Leo]
Home
pendidikan
SMPN 2 Satap Parado Butuh Tambahan 2 RKB
Posting Komentar