Tantonga-Monta
Petani bawang merah sempat resah karena terancam gulung tikar. Namun untungnya situasi itu tidak berlangsung lama karena saat hujan yang turun berturut-turut hampir sepekan itu tidak sempat mempengaruhi pertumbuhan bawang.
Saat ini kondisi tanaman sudah mulai stabil setelah dilakukan perawatan intensif oleh para petani, demikian pengakuan Nsarullah. “Kami benar-benar panik saat hujan turun tiba-tiba, lebih membuat kami para petani bawang semakin resah ketika intensitas hujan kemarin turun deras selama dua hari yang justru saat usia bawang pada masa sensitif terhadap kelebihan air,” ungkapnya
Hanya saja, kata dia. Biaya produksi sedikit membengkak sebab untuk memulihkan kondisi tanaman harus diberikan perlakuan khusus termasuk obat-obatannya.
“Alhamdulillah, meskipun harus menambah biaya pemupukan dan penyemprotan, tapi pertumbuhan tanaman ini sudah mulai stabil dan optimis saja kalau perkembangan umbinya akan lebih baik,” harapnya.
Hal senada juga diungkapkan Abiyadun warga desa Tangga yang ditemui saat melakukan penyraman. “Akibat hujan kami berusaha memberi sela penyiraman sebab jika disesuaikan dengan jadwal penyiraman untuk usia 7 sd 15 hari akan mengakibatkan kematian karena pada usia itulah tanaman ini membutuhkan penanganan khusus,” terangnya.
“Mudah-mudahan dengan ini merupakan pertanda baik untuk harga panen, karena biasanya yang kerap menjadi persoalan adalah posisi tawar bawang panen cepat sekali turun,” harapnya.[Leo]
Posting Komentar