Pasca Kasus Gagal Nikah, Warga Tangga Kembali Blokir Jalan

Kamis, 27 September 20120 komentar

KM. Tantonga - Rupanya kasus gagal nikah yang terjadi dua pekan lalu tepatnya tangga 12 september 2012 masih terus bergulir, pasalnya pasca pemblokiran jalan raya lintas parado tente tanggal 13 september kemarin yang dilakukan warga desa Tangga guna mendesak pihak kepolisian untuk menangkap pelaku yang diduga telah melakukan tindakan penipuan dan pencemaran nama baik tidak membuat pihak korban puas. 

Hari ini (27/9) keluarga korban beserta puluhan warga kembali menggelar aksi pemboikotan jalan raya di tempat yang sama pasalnya beberapa hari sebelumnya keluarga korban menyaksika tersangka berkeliaran dengan sepeda motor membonceng gadis lain di jalan raya padahal diyakini bahwa tersangka masih dalam tahanan penyidik guna diproses secara hukum. 

Akibat pemblokiran yang digelar sejak pukul 11.00 siang tadi seluruh akses lalu lintas dari arah tente ke parado dan sebaliknya lumpuh total hanya pengendara sepeda motor yang dapat melintas itupun harus mengambil lorong di daerah pemukiman warga. 

Menurut Ibrahim salah satu tokoh muda desa tersebut bahwa aksi ini dilakukan sebagai wujud protes warga atas tindakan aparat penegak hukum yakni Polres Bima yang tidak memberikan rasa nyaman dan puas pada warga dengan membiarkan tersangka berkeliaran di luar. 

“Tadi pagi-pagi sekali saya bersama orang tua korban mendatangi pihak Polres dan bertemu langsung dengan penyidik mendapat jawaban yang sangat tidak memuaskan. Bahwa menurut keterangannya, kasus ini akan tetap diproses tapi tidak semestinya tersangka harus ditahan. Jawaban ini sangat tidak logis kami terima sebab boleh saja penyidik bersembunyi dibalik bahasa hukum yang menjelaskan bahwa tindak pidana yang ancaman hukumannya dibawah lima tahun tidak seharusnya ditahan sesuai dengan KUHP.” Terangnya 

 “Namun dalam kasus ini menurut saya ada kerangka berpikir lain yang seharusnya menjadi pijakan pihak penyidik seperti pertimbangan sosial berikut dampak yang akan ditimbulkan seperti yang ditunjukkan oleh pihak korban pada aksi pemblokiran sebelumnya. Di situ terang sudah berdampak pada kepentingan publik sama halnya seperti apa yang dipertontonkan hari ini,” imbuhnya. Komitmen tersebut bukan hanya dari pihak korban saja melainkan hampir seluruh warga desa Tangga yang menganggap bahwa kasus ini telah memberi dampak yang amat dahsyat bagi semuanya. “Terutama beban moril yang harus dipikul keluarga korban lebih-lebih sang gadis yang mengalami langsung, tengoklah saat ini korban sedang dalam kondisi depresi dan tertutup,” ujar Bram (demikain disapa). 

Hal senada juga diungkapkan oleh Nasrullah bahwa aksi tersebut sudah menjadi komitmen untuk tetap berlanjut hingga ada perhatian pihak kepolisian resort Bima. “Kita telah komit untuk tidak membuka akses jalann ini selama tersangka tidak segera ditahan dan diproses atas gugatan penipuan dan pencemaran yang telah dilakukannya,” tegasnya. 

Sementara dipihak lain pengguna jalan yang coba dikonfirmasi mengaku tidak merasa terganggu dengan tindakan pemblokiran tersebut, “Kalau memang demikian alasannya saya rasa kita tidak keberatan meskipun terpaksa harus ganti kendaraan dua kali untuk mencapai tempat tujuan. Saya rasa siapapun akan merasa sangat kecewa dan terpukul jika berada pada posisi korban dan pasti akan bertindak sama seperti apa yang terjadi hari ini,” ujar Maesarah warga desa Waro.[Leo]
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Tantonga Parewa - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger