Opini: REFORMASI TOTAL SEBUAH KEBUTUHAN “MONTA DALAM MENUJU PERUBAHAN”

Selasa, 19 Maret 20130 komentar


Sebagai orang awam kita pahami istilah “Reformasi” adalah sebuah gerakan menuju kearah perubahan dengan tujuan menuntut keadilan disegala bidang, Indonesia sepanjang sejarah telah melalui tiga zaman yaitu masa Orde Lama, Orde Baru dan era Reformasi. Dari ketiga era tersebut sejarah telah mencatat betapa indonesia sepertinya masih belum menemukan sistim pengelolaan negara yang baik dan benar, kendati zaman reformasi yang diharapkan oleh kita, namun disisi lain zaman reformasi pun telah melahirkan paradigma baru dengan munculnya “Raja-Raja” kecil disetiap daerah ditambah lagi dengan tidak jelasnya batas tugas tanggungjawab antara pemerintah pusat dan daerah.
Reformasi terbesar adalah reformasi yang dilakukan oleh Baginda Rasul [Nabi Muahammad Saw], yaitu reformasi dibidang Aqidah dan sosial, 23 tahun beliau merubah bangsa yang biadab menjadi bangsa yang beradab, bangsa yang musyrik menjadi bangsa yang bertauhid, masyarakat yang terpecah belah menjadi bangsa yang bersatu, menyelamatkan ummat/bangsa yang bergantung kepada benda. Lebih kurang 13 tahun beliau berjuang di Mekah hanya menanamkan dua kalimat syahadat, meletakkan pondasi keyakinan, ini artinya menanamkan sebuah kebersamaan menuju sebuah perubahan besar.
Lalu apa hubungannya dengan kita sekarang ?
Menghadapi suksesi pemilihan anggota legislatif [DPRD] Kabupaten Bima tahun 2014 mendatang, sebagai generasi muda Monta Dalam yang merasa prihatin dengan kondisi yang dialami oleh kita selama ini,sangat sangat mengharapkan, kiranya kita dapat bersatu padu untuk sama sama membangun kekuatan dengan menentukan sikap politik kita terhadap kader partai atau calon DPRD yang ada dari wilayah Monta Dalam. Kita tidak bisa berharap banyak terhadap sebuah perubahan ketika kita tidak mampu membangun kekuatan untuk mengutus wakil kita dikursi legislatif  [DPRD]   di ajang pesta demokrasi 2014 nanti.

Sejarah masa lalu saya kira sudah cukup bagi kita untuk dijadikan sebuah pengalaman berharga, sudah waktunya bagi kita untuk berpikir secara obyektif seraya melakukan koreksi total terhadap sejarah masa lalu demi menjawab tantangan dan masa depan Monta Dalam untuk anak cucu kita. Monta Dalam memiliki potensi yang cukup dibanggakan, kita punya laut sebagai sumber penghasilan kita, Rontu dan Wane adalah obyek  wisata yang sering dipamerkan oleh pemerintah daerah ditingkat nasional, sementara disisi lain keberpihakan pemerintah terhadap dua obyek wisata itu sama sekali belum terlihat. Contoh : masaki moti [gose] yang saat ini merupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat Monta Dalam bahkan ada yang datang dari daerah lain untuk mengais nasib disana, namun yang menjadi pertanyaan buat kita adalah sudah sejauh mana perhatian pemerintah daerah terhadap nasib masyarakat yang bergelut dengan hantaman ombak disana. Pernahkah terpikir oleh mereka [pemerintah] daerah untuk memberikan suntikan modal..? tersentukah hati pemerintah daerah untuk sedikit melakukan perbaikan jalan untuk memperlancar arus transportasinya...? jawabanya hanya masyarakat yang mendiami pondok-pondok sederhana sepanjang pantai Wane dan Rontu yang tahu.
 Pertanyaan kita  sekarang! Kenapa Monta Dalam masih jauh dari perhatian para penentu kebijakan  dinegeri ini?       
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa berbicara tentang pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] adalah berbicara tentang kepentingan wilayah dan keterwakilan wilayah, munculnya istilah Dapil adalah juga berbicara soal wilayah sekalipun dalam satu Dapil terdapat beberapa Kecamatan, namun tidak terlepas berbicara tentang wilayah dengan harapan  arah perjuangan DPRD yang notabene wakil rakyat ini jelas memperjuangkan  aspirasi, tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang ada diwilayah Dapil atau lebih tepat konstituennya.
Di akui atau tidak Kecamatan Monta saja sering kita dengar adanya istilah Monta utara dan Monta selatan [Monta Dalam], ini bukan berarti kita saling mengklaim diri, tapi sebagai bahan renungan kita betapa jelasnya tujuan penentuan Dapil [wilayah]  ketika dikaitkan dengan ajang pemilihan anggota Legislatif [DPRD] pada tahun 2014 mendatang buat kita selaku orang awam.
Yang ingin saya katakan adalah mari kita sama sama melihat betapa selama ini tanpa kita sadari telah terjadi kesenjangan akselerasi pembangunan disegala bidang antara Monta Selatan dan Monta utara, sementara di sisi lain potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di wilayah Monta Dalam tidak kalah dengan  yang ada di wilayah lain.
Maka jangan heran ketika di suatu desa atau Kecamatan [wilayah] yang ada keterwakilannya di kursi DPRD, maka kita dapat melihat akan ada saja program pembangunan yang masuk diwilayah itu. Kenapa? Jawabanya jelas, karena ada wakilnya yang duduk di DPRD yang akan menyampaikan serta memperjuangkan aspirasi dan tuntutannya.
Monta Dalam? Sungguh ironi dan menyedihkan, sepertinya masyarakat Monta Dalam hanya diwajibkan membayar pajak tanpa harus menikmati hasilnya, masyarakat Monta Dalam hanya disuruh berpartisipasi aktif dalam setiap proses demokrasi tanpa merasakan hasil jeri payahnya. Seandainya tidak ada program PNPM Mandiri Perdesaan dan rehab pembangunan sekolah barangkali nyaris tidak terlihat adanya pembangunan infra struktur/sarana dan prasarana yang masuk diwilayah Monta Dalam, sementara program pembangunan yang dibiayai dengan APBD Kabupaten barangkali menjadi sebuah tanda tanya bagi kita semua selain Subsidi Desa tiap tahunnya.

Belajar dari pengalaman dan realita diatas, maka Saya Mansyur Abdullah,SE [mantan kades Tolotangga] yang insaya Allah akan maju melalui Partai Gerindra mewakili wilayah Monta Dalam sangat mengharapakan, kiranya masyarakat Monta Dalam dapat menggunakan hak politiknya pada ajang pemilihan legislatif [DPRD] pada tahun 2014 mendatang untuk memilih kader partai atau calon DPRD yang ada dari wilayah Monta Dalam.
 Barangkali harus saya katakan, bahwa ketika masyarakat Monta Dalam menginginkan sebuah perubahan dalam artian supaya Monta Dalam bisa sejajar dengan wilayah lain yang ada di Kabupaten Bima “Mau tidak mau-Suka tidak suka-setuju atau tidak setuju” harus mempunyai wakil yang diutus sebagai anggota DPRD Kabupaten Bima pada pemilihan legislatif [DPRD] tahun 2014 mendatang.
Sepanjang kita masyarakat Monta Dalam tidak mampu/tidak siap mengutus wakil kita sebagai anggota DPRD Kabupaten Bima, maka sepanjang itu juga kita akan terus terkungkung dalam kondisi kemiskinan, keterbelakangan serta akan semakin jauh dari keberpihakan para penentu kebijakan dinegeri ini.
 Yakin saja.., surat permohonan bantuan dalam bentuk apapun, proposal sebagus apapun insya Allah akan tetap kusut dan kusam di laci meja para penentu kebijakan, ketika kita tidak terwakili dikursi DPRD pada periode mendatang, ini bukan profokasi tapi realita dan kenyataan. Boro boro bantuan dalam jumlah besar yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat umum, sumbangan MTQ/MQ atau sumbangan hadiah sepak bola plastik saja susahnya seperti kerbau masuk lubang jarum.
Akhirnya saya titip pesan pada seluruh masyarakat Monta Dalam yang menginginkan sebuah perubahan “ketika kita masih diberikan umur oleh Allah SWT sampai tahun 2014, mari kita satukan komitmen kita untuk menentukan hak politik kita untuk memilih wakil kita dari  sekian kader partai yang ada diwilayah Monta Dalam.,Ingat..,jumlah pemilih Monta Dalam lebih kurang sepuluh ribu, ketika kita tidak mampu mengutus wakil kita untuk duduk dikursi DPRD Kabupaten Bima pada tahun 2014 nanti, maka proses rencana “Pemekaran Kecamatan Monta Dalam” hanyalah sebuah mimpi belaka.
Penulis ; MANSYUR ABDULLAH,SE. [Mantan Kepala DesaTolotangga/Ajo Honggo] Calon DPRD Kabupaten Bima utusan wilayah Monta Dalam dari   Partai GERINDRA.
 Catatan : CARILAH KADER/FIGUR YANG MAMPU MEWAKILI ASPIRASI dan TUNTUTAN KEBUTUHAN WILAYAH dan MASYARAKAT, BUKAN WAKIL YANG SEKEDAR MEWAKILI DIRINYA dan KELOMPOK atau KRONINYA.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Tantonga Parewa - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger