Harga Anjlok, Petani Bawang Mengeluh

Rabu, 26 Februari 20140 komentar

Km-Tantonga
Harga jual turun adalah resiko yang harus dihadapi oleh para petani bawang, demikian juga untuk musim panen kali ini. Tahun lalu harga bawang pada musim seperti ini mengalami kenaikan yang sangat fantastik sehingga untuk tahun ini para petani tadah hujan ramai-ramai mendulang keberuntungan.
Namun usaha tiinggal usaha yang menentukan adalah pasar juga. Karena kkenyataanya jauh dari harapan sehingga tidak sedikit para petani terpaksa menyimpan panenya di rumah.
Burhan 45 tahun petani asal desa Tangga misalnya, dia lebih memilih ‘galah’ (bahasa bimanya menggantung panen bawang-red) ketimmbang harus dijual dengan harga murah, “Dong rugi kalau kita jual panen ini dengan harga 700 atau 800 ribu perkuintal, sebab dulunya kita beli bibit 3 jt perkuintalnya. Belum ongkos yang telah kita keluarkan selama pemeliharaan,” ungkapnya.
Sebenarnya ini bukan pilihan yang tepat lanjutya. “Sebab kalaupun kita lama-lama menyimpan tetap saja jumlahnya sama,  dijual sekarang kondisi bawang masih normal, dijual nanti menunggu harga naik justru mengalami penyusutan,” terangnya.
Hanya satu yang para petani ini harapkan yakni pemerintah  mengambil  peran untuk mengatur arus peluang pasar. “Jika saja kita memiliki informasi yang jelas tentang harga, demikian juga terhadap monopoli yang dilakukan oleh para tengkulak maupun pengepul. Kami  yakin harga produksi tidak  akan merugikan kami para petani,” tutupnya.
Sementara informasi yang diperoleh bahwa salah satu penyebab anjloknya ahrga bawang ini disesabkan oleh produksi  yang lebih tinggi  ketimbang kebutuhan sehingga mempengaruhi harga jual. Di waktu yang bersamaan beberapa daerah juga sedang panen sehingga mempengaruhi harga.[leo]
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Tantonga Parewa - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger