Bunuh Diri Atau Dibunuh, Keluarga Lakukan Otopsi Ulang

Selasa, 06 Januari 20150 komentar

KM. Tantonga, - Itulah yang ada dalam benak keluarga korban saat ini setelah kematian tragis yang dialami Fitriah putri bungsu pasangan A. Wahab dengan Nurjanah warga RT 15 desa Tangga kecamatan Monta.

Almarhumah Fitriah adalah istri salah satu oknum TNI yang bertugas di Yonit 755 yalet kompi senapan E kodam cendrawasih dikabarkan meninggal di mes setempat pada hari kamis sore (27 Desember 2014) dengan posisi menggantung dan dari hasil visum dikabarkan pula bahwa korban murni bunuh diri. Informasi ini disampaikan langsung oleh Danramil Monta Kapten Inf. Surasa kepada keluarga, berikut bukti catatan pada buku harian korban.

Kendati demikian bagi keluarga yang ditinggal masih belum meyakini sebelum melakukan otopsi ulang sehingga oleh keluarga jasad korban yang dalam perjalanan menggunakan pesawat dari marauke ke Bima diturunkan di Mataram untuk dilakukan otopsi.

Gunawan kakak kandung korban mendampingi langsung proses otopsi pada hari senin (31/desember). Sampai berita ini ditulis hasil otopsi belum diterima pihak keluarga korban. Kata Gunawan Otopsi tersebut dilakukan demi menghilangkan keraguan dari keluarga disamping itu kematian sang adik menyimpan berbagai misteri.

Beberapa saat sebelum kabar tersebut diterima korban sempat menghubungi ibunya dari nomor handphon suaminya. “Catatan telpon masih kami simpan yakni pukul 12.27 wita menggunakan nomor suaminya, tidak ada dialogh dengan ibunda sebab almarhumah hanya ingin bicara dengan Bapak,” ugkap gunawan.

Menurutnya keluarga tidak membantah hasil visum yang dilakukan penyidik di TKP namun masih banyak hal yang harusnya dibeberkan pada keluarga misalnya olah TKP. “Kami membutuhkan foto TKP berikut keterangan sejumlah saksi sebab banyak informasi yang masuk bahwa almarhumah ditemukan telah meninggal dengan posisi tergantung sementara posisinya setengah tekuk dan kaki masih menyentuh lantai,’ urainya.

Kecurigaan lain yang mengharuskan kami untuk otopsi ini adalah pihak penyidik tidak menerangkan sejumlah dugaan yang akan meggiring kasus ini pada semua aspek misalnya juga sangat diperlukan menelaah TKP pada jenis simpul tali jika bunuh diri pastinya jenis ikatan perempuan akan beda dengan simpul ikatan laki-laki.

Sisi lain juga bahwa suami korban tidak segera menyampaikan kabar pada keluarga di Bima. “Alibi yang menerangkan suaminya piket juga harus dijelaskan, tentunya ini akan kami konfrontir dengan hasil otopsi nanti karena kapan almarhumah meninggal dan kapan suaminya piket,” cetusnya.

Kakak sulung korban ini juga menegaskan bahwa otopsi ulang dilakukan untuk menghapus semua keraguan dan kecurigaan tersebut, “Bunuh diri atau dibunuh, keluarga akan percaya sepenuhnya pada hasil otopsi dan hasil otopsi tersebut akan menjadi landasan bagi kami untuk melakukan langkah-langkah hukum selanjutnya.” Tegasnya usai pemakaman rabu (31/12).

Almarhumah meninggalkan dua orang putri yang masing-masing berusia 5 tahun dan 1 tahun, duka mendalam bagi keluarga yang menyaksikan pemakaman tersebut tidak dapat disembunyikan tatapan seluruh keluarga seolah mengatakan ’selamat jalan saudariku sayang semoga deritamu di dunia benar-benar telah berakhir dan akan kau temukan kedamaian di sisi Nya’.[Leo]
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Tantonga Parewa - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger