dr Wahyuni: Memberikan Pelayanan Dengan Keikhlasan dan Kejujuran

Rabu, 25 Maret 20150 komentar

KM. Tantonga, - Menjawab tudingan tingkat pelayanan di Puskesmas Monta yang dinilai kurang optimal, dr Hj. Wahyuni Kepala Puskesmas Monta mengatakan bahwa opini semua orang berbeda dan setiap keinginan tidak akan mampu untuk  dipuaskan sebab itu sudah menjadi kodrat manusia.

Cara pandang yang obyektif seharusnya menjadi standar untuk menilai setiap masalah karena dengan demikian kita mampu menarik kesimpulan yang normative dan tidak sepihak, ungkap wanita lulusan fakultas kedokteran umum ini saat wawancara di kediamanya di Desa Sie beberapa waktu lalu.

Alumni Universitas Gajah Mada 2005 ini menjabarkan bahwa sejak ia menapakkan kakinya di wilayah kelahirannya sebagai kepala puskesmas monta tahun 2011 telah banyak menorehkan pres-tasi dan kemajuan untuk pelayanan kesehatan masyarakat kecamatan monta. tidak heran jika dirinya mampu menyabet peringkat ke 2 sebagai dokter teladan tahun 2012.

Menyusul kiprahnya membawa puskesmas monta untuk mengikuti lomba puskesmas berprestasi tingkat propinsi dan menjadi juara 1 se-pulau Sumbawa sebagai puskesmas yang sukses dalam program BPJS. Bentuk apresiasi itupun diterima dengan kehadiran tim BPJS di tengah-tengah masyarakat dengan menggelar silaturrahmi di pantai Wane.

Upaya lain yang gencar dilakukan sampai dengan saat ini adalah dengan meningkatkan pelayanan di setiap desa melalui klas gizi, klas ibu dan pelayanan posyandu, “itu merupakan agenda rutin kita sebab di seluruh desa telah memilki bidan desa dan focus pelayanannya pada polindes yang ada,” terangnya.

Sejumlah konsep pela-yanan dan sosialisasi pun tetap menjadi prioritas selama dirinya dipercaya sebagai orang nomor satu di Puskesmas ini dianta-ranya adalah membangun kesadaran masyarakat untuk memiliki kakus di rumah sebab menurutnya bahwa awal terjangkitnya bakteri adalah pola hidup masyarakat yang tidak sehat, mulai dari konsumsi air mentah, BAB tidak pada tempatnya, hingga tidak mencuci tangan dengan sabun.

“Trik kami adalah dengan memberikan syarat pada calon jemaah haji wajib memiliki jamban di rumahnya, pola lainnya menjanjikan kepada siapapun yang berhasil memotifasi 10 orang warga untuk membangun jamban akan saya berikan bonus sebagai hadiah, karena saat ini dari 14 desa, baru 3 desa yang terhindar dari pola BAB sembarang tempat. Maka 2015 ini target kita minimal 7 desa harus bebas dari BAB sembarangan,” tegasnya.

Di lingkungan pus-kesmas sendiri telah dicanangkan program bebas asap rokok dan itu telah diberlakukan sejak bulan januari lalu, tekhniknya adalah bagi petugas puskesmas tidak ada yang merokok dan jika siapapun yang masuk maka wajib ditegur dengan santun. “Alhamdulillah dengan cara ini aktifitas merokok mulai berkurang,” ungkapnya.

Dokter muda yang diangkat dan ditempatkan tahun 2006 bertepatan dengan kasus oha mina di Parado ini menggambarkan bahwa kasus umum yang dialami masyarakat monta adalah anemia, “Terutama kepada ibu hamil kami selalu rutin memberikan penyuluhan untuk mengonsumsi sayuran yang mengandung zat besi selain vitamin yang kami berikan,” tutur Yuni.

Menutup keterangannya ia berharap agar semua konsep itu tercapai maka 110 warga puskesmas mota yang 50 porsennya tenaga sukarela itu dapat menyatukan pemahaman dan bekerja dengan jujur ikhlas, “Tidak ada orang yang tidak membutuhkan materi, bekerja ikhlas bukan berarti tidak digaji tapi jujur pada pendapatan dan tanggungjawab harus kita utamakan,” tutupnya.[leo/Son]
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Tantonga Parewa - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger