di ruang kepala SMKN 2 Bima |
Bima, KM Tantonga_Kebijakan kepala SMKN 2 Bima dinilai tidak
transparan, keegoisan management sekolah sangat nampak sehingga menimbulkan
mosi tidak percaya bagi sejumlah kalangan guru yang ada di sekolah tersebut.
Beberapa orang guru yang dikonfirmasi mengatakan bahwa sejak Drs. Mansyur,
M.Pd memimpin sekolah tersebut kondisi sekolah tidak banyak berubah bahkan cenderung
menurun terutama terjadi kesenjangan diantara warga sekolah.
Terbentuk kubu dan kelompok yang berimbas pada minimnya komunikasi
yang biasa terjalin di lingkungan sekolah.
Lebih lagi pembelanjaan anggaran sekolah seperti BSM, BOS,
Pekerjaan Proyek bangunan sekolah dan keuangan sekolah lainnya selalu
didominasi sepihak oleh kepala sekolah. “Kapan pencairan dan berapa jumlah dana
BOS yang cair biasanya kami diberitahukan melalui rapat, namun sejak pak Mansur
menjdi kepala sekolah semua informasi itu seolah dibungkus dan bagaimana
penggunaanya juga tidak jelas,” terang salah satu guru.
Jumlah siswa di sekolah tersebut sebanyak 417 orang dengan jatah
BOS sedikitnya 583 juta setiap tahun, belum termasuk dana BSM dan iuran komite,
sumbangan spraktek dengan perkiraan anggaran yang dikoelola di sekolah itu
tidak kurang dari 850 juta rupiah setiap tahunnya.
Jika anggaran sebesar ini dikelola sepihak oleh kepala sekolah
maka sangat wajar sejumlah guru mencurigai adanya pengeluaran ganda dalam satu
item kegiatan, “Andai saja ada transparansi kepala sekolah tentunya kami tidak
curiga,” ketusnya.
Menyikapi persoalan ini kepala SMKN 2 Bima yang ditemui di ruang
kerjanya sabtu (9/4) membantah tuduhan tersebut bahkan menurutnya itu terlalu
mengada-ada sebab selama ini sejak tahun 2014 dirinya menjadi kepala sekolah
justru proses pembelanjaanya tidak pernah keluar dari petunjuk yang ada, “Seperti tuduhan potongan
BSM semuanya tidak benar karena ada kewajiban siswa yang harus dibayarkan
kemabali ke sekolah dan itu disertai dengan surat persetujuan wali murid,”
terangnya.
Ia juga mengecam kepada kepala jurusan (kajur) yang seharusnya
bertanggungjawab pada pembelanjaan karena hampir seluruh anggaran BOS
dibelanjakan oleh masing-masing kajur. “Di sekolah kita ini ada 5 kajur, dan
pos anggaran itu lebih banyak dialirkan ke tiap kajur melalui pengajuan
proposal dan dibayarkan langsung oleh bendahara BOS,” tegasnya.
Posting Komentar